Kemahiran Berbahasa Inggris Penduduk Indonesia Ungguli Perancis dan China
Kemahiran Berbahasa Inggris Penduduk Indonesia Ungguli Perancis dan China
JAKARTA, PAUDNI. Kemampuan bahasa Inggris orang dewasa di Indonesia berada di kategori menengah. Kecakapan penduduk Indonesia mengungguli Perancis dan China. Akan tetapi, peringkat kita berada di bawah Malaysia dan Singapura.
Hal tersebut berdasarkan survei English proviciency index (EPI) 2014 yang dirilis EF, sebuah lembaga kursus dan pelatihan Bahasa Inggris pekan lalu. Survei tersebut diselenggarakan di 63 negara yang bukan penutur asli bahasa Inggris, dengan total 750 ribu responden berusia di atas 18 tahun.
“Indonesia menempati peringkat ke-28 dalam tingkat kemampuan Bahasa Inggris, dari 63 negara yang kami survei,” ucap Kepala Riset EF EPI, Christhoper McCormick, baru-baru ini.
Kecakapan Bahasa Inggris orang dewasa di Indonesia berada pada kategori menengah atau moderate proficiency, dengan skor 52,74. Peringkat Indonesia terpaut tipis dari Korea Selatan dan Jepang yang masing-masing menempati posisi 24 dan 26.
Meskipun berada jauh di bawah Malaysia yang menempati peringkat 12, namun kemahiran berbahasa Inggris orang Indonesia mengalami kemajuan yang signifikan di banding periode sebelumnya. Pada survei yang dilakukan tahun 2007, skor Indonesia masih berada di level 44,78, namun pada tahun 2014 melonjak sebanyak 7,96 poin ke 52,74.
Sedangkan kemahiran berbahasa Inggris penduduk Malaysia, yang pada tahun 2007 sudah meraih skor 55,54, hanya naik 4,19 poin di tahun 2014. Di regional Asia, Indonesia menempati peringkat keenam.
Sedangkan kemampuan berbahasa Inggris yang sangat tinggi atau very high proficiency di dominasi oleh negara-negara Eropa, antara lain Denmark, Belanda, dan Swedia, dan Finlandia dengan capaian skor di atas 63,9.
Pada beberapa kesempatan, Direktur Pembinaan Kursus dan Pelatihan meminta agar lembaga kursus dan pelatihan bahasa Inggris di Indonesia terus meningkatkan kualitas layanannya agar mampu mencetak lulusan terbaik. “Pemerintah telah memberikan bantuan dan program penguatan agar lembaga kursus mampu meningkatkan daya saing di tengah kompetisi global saat ini,” ucapnya.(Yohan Rubiyantoro/sumber:paudni.kemdikbud.go.id/Pengunggah: Erika Hutapea)