Guru, Kepsek, dan Orang Tua Jadi Aktor Penting Pendidikan
Padang, Kemendikbud --- Kunci keberhasilan pendidikan ada pada tiga aktor pendidikan, yaitu guru, kepala sekolah, dan orang tua. Para aktor pendidikan ini, jika menjalankan fungsinya dengan baik, maka hasilnya pun akan baik. Jika gurunya baik, kualitas pendidikan akan baik. Jika kepala sekolahnya memiliki kepemimpinan yang baik, maka sekolah itu menghasilkan ekosistem pendidikan yang baik pula. Sementara orang tua menjadi rekan terdekat bagi sekolah dalam proses mendidik anak.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan menyampaikan hal tersebut dalam Konferensi Kerja Nasional (Konkernas) II PGRI 2015 di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (24/1/2015). “Tiga aktor ini yang insya Allah menjadi fokus perhatian dalam pemerintahan. Mereka adalah aktor yang berada di ujung dan senyata-nyatanya,” tuturnya.
Di hadapan peserta konkernas yang merupakan para guru ini, Mendikbud menuturkan bahwa kunci membereskan masa depan adalah melalui pendidikan. Dan kunci pendidikan ada pada guru. Maka, ia mengajak agar menjadi guru yang tidak sekadar mengajar, tetapi memberi inspirasi dan menyenangkan bagi muridnya. “Jika 20-30 tahun lagi anak didik Bapak dan Ibu ditanya, siapa guru yang paling diingat, akankah mereka menyebut nama Bapak/Ibu? Kalau nama Bapak dan Ibu yang disebut, insya Allah Bapak/Ibu termasuk guru yang menginspirasi, karena kesan itu membekas sepanjang perjalanan hidupnya,” kata Mendikbud.
Menjadi guru yang tidak terlupakan, terbentuk dari proses mendidik yang menginspirasi dan menyenangkan. Bila hal ini dilakukan oleh guru-guru di seluruh Indonesia, maka masa depan negara ini akan menjadi luar biasa hebat. Mendikbud mencontohkan, Bapak Fisika India, Abdussalam, ditanya dalam sebuah wawancara. Pertanyaannya, apa yang menjadikan dirinya seperti saat ini?
Abdussalam kecil berasal dari keluarga tidak mampu, bahkan saudara-saudara perempuannya sengaja tidak sekolah agar ia dapat mengenyam pendidikan. Dalam wawancara itu, Abdussalam menjawab, dirinya dapat seperti ini karena guru kelas 5-nya. Saat itu sang guru mengajarkan tentang kaca pembesar yang mampu membakar kertas saat diarahkan pada satu titik dengan sinar matahari.
“Guru itu menepuk bahu Abdussalam dan berkata ‘jika dirimu fokus pada satu hal, maka kamu bisa menaklukkannya.’ Pesan itu nempel terus di benak Abdussalam. Ia kemudian fokus di fisika dan benar akhirnya menjadi Bapak Fisika. Poinnya adalah di kelas 5 SD, gurunya menitipkan bibit inspirasi dan itu tumbuh. Ini yang sekarang perlu kita dorong. Karakter-karakter itu yang sekarang harus dimunculkan,” tutur Mendikbud. (Ratih Anbarini/sumber: portal kemdikbud/pengunggah: Erika Hutapea)