Kemnas 2015 yang diselenggarakan oleh Kemdikbud

Kemnas 2015 menjadikan peserta didik menjadi manusia yang kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung Jawab.

“Kemnas 2015 ini bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab", kata Jazidie, Direktur Jenderal Pendidikan Menengah, saat membuka secara resmi Perkemahan Nasional Penegak dan Pandega Berkebutuhan Khusus (Kemnas ABK) tahun 2015, pagi ini (26/5) di Hotel The Santosa Villas and Resorts, Senggigi Lombok, NTB.

Lanjutnya, "Disamping itu, kegiatan Kemnas ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari implementasi kurikulum 2013 yang mengarahkan dan menitikberatkan pada pendidikan karakter peserta didik. Di dalam kurikulum 2013 Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (SMALB) tentang secara eksplisit pengelompokkan matapelajaran yang harus diselesaikan oleh peserta didik SMALB.”

“ Ini menunjukkan bahwa betapa Kemdikbud terus berupaya memenuhi kebutuhan peserta didik termasuk anak-anak berkebutuhan khusus sehingga mereka kelak memiliki kedudukan dan peluang yang sama dengan anak-anak yang lain dalam berbagai aspek kehidupan," demikian Jazidie menambahkan.

Jazidie juga menjelaskan ada perbedaan mendasar setiap tahun pelaksanaan kegiatan Kemnas ini, antara lain ada inovasi kegiatan life skill yang menjadi kegiatan kemandirian peserta, ada juga kegiatan bina masyarakat yang berorientasi pada bagaimana peserta bisa memahami kondisi riil masyarakat dengan melaksanakan bhakti kepramukaan.

Tahun ini merupakan tahun keempat pelaksanaan Kemnas yang diselenggarakan oleh Kemdikbud melalui Direktorat Pembinaan PKLK Dikmen. Perkemahan pertama dilaksanakan di Solo pada tahun 2012, kemudian pada tahun 2013 dan 2014 dilaksanakan di Bali dan tahun ini 2015 dilaksanakan di Provinsi NTB.

Kegiatan ini dihadiri 198 peserta terdiri dari Penegak dan Pandega yaitu 3 orang putra, 3 orang putri, dan 3 orang pembina pendamping dari seluruh provinsi di Indonesia. Peserta yang tengah hadir dan mengikuti kegiatan upacara ini sudah terdata 31 kwartir daerah, sedangkan ada 2 kwartir daerah dari Maluku Utara dan Papua Barat belum hadir karena terkendala penerbangan, dan dipastikan siang hari mereka akan tiba mengikuti Kemnas ini.

Jazidie jpada akhir sambutannya juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Pemerintah Provinsi NTB dan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Provinsi NTB yang telah bersedia menjadi tuan rumah dan kepda Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang senantiasa menjadi partner setia dalam setiap kegiatan kepramukaan Kemdikbud.(Afirta/Erika)

DAPODIK Tidak Hanya Untuk Kepentingan TUNJANGAN GURU

Semangat Malam Rekan-Rekan Operator DAPODIK Indonesia...!!

Mungkin Sebagian Dari Kita, Masih Kurang Peduli Dengan VALIDASI Data Pokok Pendidikan Yang Sesungguhnya.....

Masih Banyak Dari Kita, Yang Menganggap DAPODIK Itu Hanya Untuk Kepentingan TUNJANGAN GURU, Dan Tidak Lebih Dari Itu.....

3 Entitas Pokok Yang Disajikan DAPODIK (Peserta Didik, Pendidik Dan Tenaga Pendidikan, Serta Data Individu Sekolah), Merupakan DATA Yang Yang Digunakan Oleh KEMENDIKBUD Untuk Berbagai KEBIJAKAN, Diantaranya Statistik Peserta Didik, Rasio Guru, Geografis Sekolah Beserta Kondisinya. Dan Tidak Hanya Itu, DAPODIK Terdiri Dari Data TABULAR (Tabel-Tabel Data), Spasial (Ruang/Geografis) Dan CITRA (Gambar/Photo), Dimana Dari Elemen Tersebut KEMENDIKBUD Dapat Mengetahui Secara Detail KONDISI SEKOLAH Dan Elemen Terkait Didalamnya.

Hasil Penjaringan Data (DAPODIK DAS/MEN/PAUDNI), Untuk Selanjutnya Dilakukan Proses Verifikasi & Validasi (Quality Control), Guna Mendapatkan INDIKATOR DATA YANG VALID, Sebagai DASAR Pengambilan Kebijakan Dalam Sebuah PERENCANAAN PENDIDIKAN NASIONAL.

SPM (Standar Pelayanan Minimal), Telah Diatur Dalam Berbagai Peraturan, Diantaranya Jumlah Siswa Per Rombel, Jumlah Guru Per Rombel, Dan Jumlah Rombel Per Satuan Pendidikan, Tersusun Dalam STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN.

Bagaima Jika Sekolah Tidak Memenuhi STANDAR NASIONAL ?
Sementara KRITERIA Akreditasi Sebuah Sekolah, Juga Merujuk Kepada STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN...

Dan Bagaiman Jika Sebuah Sekolah Tidak TERAKREDITASI ?
Apakah Sekolah Tersebut Dapat Menyelenggarakan UJIAN NASIONAL ?

http://vervalsp.data.kemdikbud.go.id/vervalpp/beranda.php

Jadi Apakah DAPODIK Itu Hanya Untuk Kepentingan TUNJANGAN?
Apakah DAPODIK Itu Masih Dianggap FORMALITAS, Dimana Sama-Sama Kita Ketahui Belakangan Ini Telah Berjalan Prosedur Mengenai NISN, NPSN, DANA BOS, Serta KIP ?

Semoga Tercipta KELOMPOK KERJA DATA PENDIDIKAN (KKDATADIK), Dari Elemen PUSAT, PROVINSI, KAB/KOTA Sampai Instansi Sekolah, Yang Memiliki Pemahaman Yang Sama Dan Bekerja Sama, Untuk Menjadikan DAPODIK SATU-SATUNYA SUMBER DATA Pokok Pendidikan (Jika POLA Data Yang Sama, Untuk Apa Ada Pendataan Yang Lainnya), Yang Menyajikan KECUKUPAN DATA, Dalam Pencapaikan Sebuah Pelaporan Dalam Upaya Menyusun PERENCANAAN, Dalam Sebuah STRATEGI Mencapai LAYANAN MUTU PENDIDIKAN YANG BAIK.

Mari Berjuang Menjadikan "DATA BERKUALITAS, UNTUK DUNIA PENDIDIKAN YANG BERKELAS"

--- Salam DAPODIK Indonesia ---

Mendikbud: Indonesia Menyala, Tiap Titik Tampak Terang Ada Orang Tercerdaskan

Yogyakarta, Kemendikbud --- Indonesia Menyala adalah Indonesia di setiap titik tampak terang, dan di sana terdapat orang-orang yang tercerdaskan. Selain itu juga di sana terdapat anak-anak yang belajar, ada pengetahuan, dan ada keinginan keras untuk maju. Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan pada acara peluncuran program Indonesia Menyala di Museum Benteng Vredeburg, D.I. Yogyakarta, Sabtu (23/05/2015).

"Saya membayangkan Indonesia Menyala itu seperti sebuah peta menyala, yang di potret, di dalamnya ada pusat pengetahuan, ruang inspirasi, dan ada proses belajar," ucap Mendikbud.

Mendikbud menekankan untuk mewujudkan Indonesia menyala salah satu syaratnya juga harus bernyali. Setiap putra dan putri bangsa harus memiliki nyali untuk bermimpi, karena pemimpi yang dapat mewujudkan mimpinya ditambahkan dengan nyali akan menjadi seorang pemimpin. "Mimpi jangan sampai pada gagasan saja, tapi harus berani mengubah gagasan yang berintegritas menjadi kenyataan yang bisa bermanfaat untuk orang banyak," ujar Mendikbud.

Di dalam Indonesia Menyala, kata Mendikbud, seluruh pihak bersama-sama mewujudkan individu yang cerdik dan cerdas. Individu tersebut dapat merangsang serta menginspirasi melakukan gerakan, melakukan sesuatu. Gerakan muncul bukan lewat ajakan, tetapi lewat tindakan yang menginspirasi.

Mendikbud berharap program Indonesia Menyala dapat mengajak individu dalam masyarakat melihat lingkungan sekitar. Mendikbud juga mengajak setiap individu dalam masyarakat untuk bertanya apa yang perlu ditambah ketika ada kekurangan dalam masyarakat. "Ketika kita lihat ada masalah, maka lakukan sesuatu. Ketika kita ingin melakukan sesuatu dan mau berbuat, dari situ solusi akan muncul dan bergerak sama-sama. Dengan begitu Indonesia akan menyala," pungkas Mendikbud. (Seno Hartono/Sumber: kemdikbud.go.id/Pengunggah: Erika Hutapea)