MENGECEK KEASLIAN IJAZAH

Sekedar Share.. semoga bermanfaat.....

Mengingat...Jual-beli ijazah palsu lagi booming, maka pemberi kerja dan pencari kerja perlu validasi dari pemerintah yang sah mengenai statusnya...
Langsung aja dah....Ini dia cara cek status kemahasiswaan/dosen/perguruan itinggi anda....

1. Buka browser anda dan masukkan alamat "http://forlap.dikti.go.id/" (tanpa tanda kutip). Maka akan muncul tampilan seperti gambar 1 di bawah. Nah klik "Pencarian Data" maka muncul beberapa pilihan, untuk mahasiswa klik lagi "Profil Mhs". Maka muncul jendela baru.

2. Nah....isilah jendela ini sesuai dengan kebutuhan
a. Pilih Nama "Perguruan Tinggi" tempat tersangka kuliah (kalo nama PT ga ada berarti kampus tempat kuliah PALSU)
b. Pilih "Program Studi" tersangka
c. Tulis Nama Mahasiswa tersangka pada "Kata Kunci"
d. Tulis pengaman sesuai gambar
Kalo dah di isi semua, selanjutnya klik aja "Cari Mahasiswa", Maka akan terbuka hasil pencarian di jendela baru.

3. Nah....pada jendela ini seharusnya tertulis nama mahasiswa tersangka muncul.
Kalo nama ga ada, berarti:
(a) Ada kesalahan pengisian data pada point no. 2, atau
(b) Nama anda belum di input oleh operator kampus, atau
(c) Tersangka adalah siluman a.k.a BUKAN MAHASISWA.

4. Kalo poin no. 3 sukses coba klik nama tersebut, maka akan terbuka jendela baru...Nah disini ada 2 kolom, silahkan di klik terserah anda. Maka akan terlihat status mahasiswa tersebut, apakah masih jadi mahasiswa, sudah lulus, atau DO....hehehe.....

Kemnas 2015 yang diselenggarakan oleh Kemdikbud

Kemnas 2015 menjadikan peserta didik menjadi manusia yang kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung Jawab.

“Kemnas 2015 ini bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab", kata Jazidie, Direktur Jenderal Pendidikan Menengah, saat membuka secara resmi Perkemahan Nasional Penegak dan Pandega Berkebutuhan Khusus (Kemnas ABK) tahun 2015, pagi ini (26/5) di Hotel The Santosa Villas and Resorts, Senggigi Lombok, NTB.

Lanjutnya, "Disamping itu, kegiatan Kemnas ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari implementasi kurikulum 2013 yang mengarahkan dan menitikberatkan pada pendidikan karakter peserta didik. Di dalam kurikulum 2013 Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus (SMALB) tentang secara eksplisit pengelompokkan matapelajaran yang harus diselesaikan oleh peserta didik SMALB.”

“ Ini menunjukkan bahwa betapa Kemdikbud terus berupaya memenuhi kebutuhan peserta didik termasuk anak-anak berkebutuhan khusus sehingga mereka kelak memiliki kedudukan dan peluang yang sama dengan anak-anak yang lain dalam berbagai aspek kehidupan," demikian Jazidie menambahkan.

Jazidie juga menjelaskan ada perbedaan mendasar setiap tahun pelaksanaan kegiatan Kemnas ini, antara lain ada inovasi kegiatan life skill yang menjadi kegiatan kemandirian peserta, ada juga kegiatan bina masyarakat yang berorientasi pada bagaimana peserta bisa memahami kondisi riil masyarakat dengan melaksanakan bhakti kepramukaan.

Tahun ini merupakan tahun keempat pelaksanaan Kemnas yang diselenggarakan oleh Kemdikbud melalui Direktorat Pembinaan PKLK Dikmen. Perkemahan pertama dilaksanakan di Solo pada tahun 2012, kemudian pada tahun 2013 dan 2014 dilaksanakan di Bali dan tahun ini 2015 dilaksanakan di Provinsi NTB.

Kegiatan ini dihadiri 198 peserta terdiri dari Penegak dan Pandega yaitu 3 orang putra, 3 orang putri, dan 3 orang pembina pendamping dari seluruh provinsi di Indonesia. Peserta yang tengah hadir dan mengikuti kegiatan upacara ini sudah terdata 31 kwartir daerah, sedangkan ada 2 kwartir daerah dari Maluku Utara dan Papua Barat belum hadir karena terkendala penerbangan, dan dipastikan siang hari mereka akan tiba mengikuti Kemnas ini.

Jazidie jpada akhir sambutannya juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Pemerintah Provinsi NTB dan Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Provinsi NTB yang telah bersedia menjadi tuan rumah dan kepda Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang senantiasa menjadi partner setia dalam setiap kegiatan kepramukaan Kemdikbud.(Afirta/Erika)

DAPODIK Tidak Hanya Untuk Kepentingan TUNJANGAN GURU

Semangat Malam Rekan-Rekan Operator DAPODIK Indonesia...!!

Mungkin Sebagian Dari Kita, Masih Kurang Peduli Dengan VALIDASI Data Pokok Pendidikan Yang Sesungguhnya.....

Masih Banyak Dari Kita, Yang Menganggap DAPODIK Itu Hanya Untuk Kepentingan TUNJANGAN GURU, Dan Tidak Lebih Dari Itu.....

3 Entitas Pokok Yang Disajikan DAPODIK (Peserta Didik, Pendidik Dan Tenaga Pendidikan, Serta Data Individu Sekolah), Merupakan DATA Yang Yang Digunakan Oleh KEMENDIKBUD Untuk Berbagai KEBIJAKAN, Diantaranya Statistik Peserta Didik, Rasio Guru, Geografis Sekolah Beserta Kondisinya. Dan Tidak Hanya Itu, DAPODIK Terdiri Dari Data TABULAR (Tabel-Tabel Data), Spasial (Ruang/Geografis) Dan CITRA (Gambar/Photo), Dimana Dari Elemen Tersebut KEMENDIKBUD Dapat Mengetahui Secara Detail KONDISI SEKOLAH Dan Elemen Terkait Didalamnya.

Hasil Penjaringan Data (DAPODIK DAS/MEN/PAUDNI), Untuk Selanjutnya Dilakukan Proses Verifikasi & Validasi (Quality Control), Guna Mendapatkan INDIKATOR DATA YANG VALID, Sebagai DASAR Pengambilan Kebijakan Dalam Sebuah PERENCANAAN PENDIDIKAN NASIONAL.

SPM (Standar Pelayanan Minimal), Telah Diatur Dalam Berbagai Peraturan, Diantaranya Jumlah Siswa Per Rombel, Jumlah Guru Per Rombel, Dan Jumlah Rombel Per Satuan Pendidikan, Tersusun Dalam STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN.

Bagaima Jika Sekolah Tidak Memenuhi STANDAR NASIONAL ?
Sementara KRITERIA Akreditasi Sebuah Sekolah, Juga Merujuk Kepada STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN...

Dan Bagaiman Jika Sebuah Sekolah Tidak TERAKREDITASI ?
Apakah Sekolah Tersebut Dapat Menyelenggarakan UJIAN NASIONAL ?

http://vervalsp.data.kemdikbud.go.id/vervalpp/beranda.php

Jadi Apakah DAPODIK Itu Hanya Untuk Kepentingan TUNJANGAN?
Apakah DAPODIK Itu Masih Dianggap FORMALITAS, Dimana Sama-Sama Kita Ketahui Belakangan Ini Telah Berjalan Prosedur Mengenai NISN, NPSN, DANA BOS, Serta KIP ?

Semoga Tercipta KELOMPOK KERJA DATA PENDIDIKAN (KKDATADIK), Dari Elemen PUSAT, PROVINSI, KAB/KOTA Sampai Instansi Sekolah, Yang Memiliki Pemahaman Yang Sama Dan Bekerja Sama, Untuk Menjadikan DAPODIK SATU-SATUNYA SUMBER DATA Pokok Pendidikan (Jika POLA Data Yang Sama, Untuk Apa Ada Pendataan Yang Lainnya), Yang Menyajikan KECUKUPAN DATA, Dalam Pencapaikan Sebuah Pelaporan Dalam Upaya Menyusun PERENCANAAN, Dalam Sebuah STRATEGI Mencapai LAYANAN MUTU PENDIDIKAN YANG BAIK.

Mari Berjuang Menjadikan "DATA BERKUALITAS, UNTUK DUNIA PENDIDIKAN YANG BERKELAS"

--- Salam DAPODIK Indonesia ---

Mendikbud: Indonesia Menyala, Tiap Titik Tampak Terang Ada Orang Tercerdaskan

Yogyakarta, Kemendikbud --- Indonesia Menyala adalah Indonesia di setiap titik tampak terang, dan di sana terdapat orang-orang yang tercerdaskan. Selain itu juga di sana terdapat anak-anak yang belajar, ada pengetahuan, dan ada keinginan keras untuk maju. Hal tersebut disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan pada acara peluncuran program Indonesia Menyala di Museum Benteng Vredeburg, D.I. Yogyakarta, Sabtu (23/05/2015).

"Saya membayangkan Indonesia Menyala itu seperti sebuah peta menyala, yang di potret, di dalamnya ada pusat pengetahuan, ruang inspirasi, dan ada proses belajar," ucap Mendikbud.

Mendikbud menekankan untuk mewujudkan Indonesia menyala salah satu syaratnya juga harus bernyali. Setiap putra dan putri bangsa harus memiliki nyali untuk bermimpi, karena pemimpi yang dapat mewujudkan mimpinya ditambahkan dengan nyali akan menjadi seorang pemimpin. "Mimpi jangan sampai pada gagasan saja, tapi harus berani mengubah gagasan yang berintegritas menjadi kenyataan yang bisa bermanfaat untuk orang banyak," ujar Mendikbud.

Di dalam Indonesia Menyala, kata Mendikbud, seluruh pihak bersama-sama mewujudkan individu yang cerdik dan cerdas. Individu tersebut dapat merangsang serta menginspirasi melakukan gerakan, melakukan sesuatu. Gerakan muncul bukan lewat ajakan, tetapi lewat tindakan yang menginspirasi.

Mendikbud berharap program Indonesia Menyala dapat mengajak individu dalam masyarakat melihat lingkungan sekitar. Mendikbud juga mengajak setiap individu dalam masyarakat untuk bertanya apa yang perlu ditambah ketika ada kekurangan dalam masyarakat. "Ketika kita lihat ada masalah, maka lakukan sesuatu. Ketika kita ingin melakukan sesuatu dan mau berbuat, dari situ solusi akan muncul dan bergerak sama-sama. Dengan begitu Indonesia akan menyala," pungkas Mendikbud. (Seno Hartono/Sumber: kemdikbud.go.id/Pengunggah: Erika Hutapea)

Mendikbud: Terapkan Sekolah Menyenangkan, Mulai dari Guru dan Kepala Sekolah

Makassar, Kemendikbud --- Sekolah merupakan tempat terjadinya proses belajar mengajar. Dalam proses belajar mengajar ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan mengajak kepada seluruh lembaga pendidikan untuk menjadikan sekolah sebagai tempat yang menyenangkan. Hal tersebut seperti yang dituliskan oleh Bapak Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara, dalam konsep yang telah dibuat untuk menjadikan sekolah sebagai taman.

"Taman ini adalah tempat yang menyenangkan. Untuk itu, inilah yang diharapkan menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang menyenangkan," demikian disampaikan Mendikbud pada acara bincang-bincang bersama Ikatan Guru Indonesia (IGI) dan Media Massa wilayah Sulawesi Selatan, di Kota Makassar, Sabtu (16/05/2015).

Konsep sekolah menyenangkan ini, kata Mendikbud, dimulai dari peran guru dan kepala sekolah. Dengan begitu, konsep sekolah menyenangkan tidak boleh diasosiasikan dengan tempat pembelajaran yang mewah dan mahal. Suasana menyenangkan dapat muncul ketika seorang pendidik dapat membawakan suasana belajar yang tidak menegangkan, dan menerapkan berbagai pola pembelajaran yang menyenangkan.

"Jika guru dan kepala sekolahnya tidak menyenangkan, jangan harap sekolah bisa menjadi tempat belajar yang menyenangkan. Untuk itu mari kita lakukan hal yang berbeda," ajak Mendikbud.

Pendidik dapat menanyakan kepada siswa, pola pembelajaran seperti apa yang diharapkan. Dengan adanya keterlibatan siswa ini, Mendikbud mengatakan, suasana pembelajaran di sekolah akan lebih kondusif. Bila siswa merasakan nyaman dalam proses belajar di sekolah, Mendikbud meyakini prestasi para siswa tersebut akan lebih meningkat.

"Tidak boleh terlupakan, selain sekolah juga sebagai tempat belajar yang menyenangkan, juga sekolah harus dapat menunjukan sebagai tempat belajar yang berintegritas. Guru dan kepala sekolah dapat menjadi teladan bagi para siswa," pesan Mendikbud. (Seno Hartono/Sumber:kemdikbud.go.id/Pengunggah: Erika Hutapea))

Peraih Nilai Terbaik UN di DIY Ini Memang Suka Belajar

Sabtu, 16 Mei 2015 | 16:14 WIB

Wijaya kusuma Selma saat menunjukan Surat keterangan hasil Ujian Nasional                                    KOMPAS.com

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Usaha keras yang dilakoni oleh Selma Mutiara Hani, siswa SMA Negeri 3 Yogyakarta, tak sia-sia. Anak pertama dari 3 bersaudara ini berhasil meraih nilai tertinggi ujian nasional se-Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Selma mendapat informasi soal nilai tertinggi itu dari seorang temannya. "Saya malah kaget, enggak menyangka. Saya tahu pagi kemarin dari SMS teman," ucap Selma saat ditemui di rumah, di Gandok Condongcatur, Depok, Sleman, Sabtu (16/5/2015) siang.

Total nilai dari enam mata pelajaran yang diperoleh Selma adalah 562,1. Untuk mata pelajaran Kimia, ia mendapat nilai 100. Sementara itu, nilainya untuk Bahasa Indonesia adalah 91,8; Bahasa Inggris 85,4; Matematika 97,4; Fisika 97,5; dan Pelajaran Biologi 90.
"Saya sedikit lemah di Bahasa dan Biologi. Dan pelajaran-pelajaran itu yang selama ini saya pelajari lebih," tuturnya.

Menurut dia, perlu usaha keras untuk dapat meraih apa yang di inginkan. Perjuangan itu pun telah dilakukanya sejak duduk di sekolah dasar (SD). Ia mengaku menghabiskan sebagian besar waktunya untuk belajar.
"Ya tetap main seperti anak-anak lainya, tapi memang saya suka belajar dari kecil. Kalau ada waktu saya pasti belajar," ucapnya.

Terlebih ketika menjelang UN, setahun sebelumnya ia mempersiapkan diri dengan mengikuti les privat bimbingan belajar (bimbel). Dari sekolah, ia tidak langsung pulang melainkan mengikuti bimbel sampai pukul 20.00 WIB.

"Pulang mandi, istirahat, tidur. Bangun jam 23.00 WIB, terus belajar sampai jam 03.00 pagi. Terus shalat," kata dia.

Musik dan tari

Remaja kelahiran 13 Februari 1997 itu menuturkan untuk mengusir kejenuhan belajar, ia memilih kegiatan tari dan bermain musik. Menurut dia, menari dan bermain musik bisa membuatnya lebih fresh.
"Selain ingin berprestasi di dunia akademik, kalau ada kesempatan saya ingin mewakili Indonesia di dunia tari. Saya suka dengan kebudayaan, khususnya tari," ucapnya.

Selma mengaku tahu bahwa pelaksanaan UN tahun ini diwarnai kebocoran, tetapi ia dan teman-temannya di SMA Negeri 3 Yogyakarta sepakat untuk tetap jujur. Apalagi mereka sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi UN dengan belajar tekun.
"Keberhasilan jika diraih dengan kejujuran maka itu lebih membahagiakan. Saya dan teman-teman sepakat untuk tetap jujur dalam UN," tandasnya.
Meskipun bahagia karena mendapat nilai yang sangat bagus untuk UN, Selma tidak mau berhenti sampai di sini. Menurut dia, prestasi ini hanya awal.
"Senang sih dapat predikat nilai UN tertinggi tapi hidup saya masih panjang, ini bukan puncak. Saya ingin meraih cita-cita menjadi dokter kandungan," katanya.
Salma pun saat ini sudah diterima melalui jalur khusus Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.

Bertanggung jawab

Sementara itu, ibunda Selma, Dr Ani Kusnani Febriani, menuturkan, sebagai orangtua sangat bangga ketika anaknya memperoleh nilai tertinggi UN. "Bangga dan bersyukur. Tapi nilai tinggi itu kan tidak menjamin menjadi sukses, harus bisa sosialisasi juga, rendah hati dan jujur. Memperbanyak link juga," tegasnya.

Ani menuturkan, sejak kelas IV SD, Selma tidak perlu lagi diingatkan untuk belajar. Ia menilai putri sulungnya itu sudah memiliki sifat bertanggung jawab dan tahu yang harus dilakukan sejak kecil.

Meskipun begitu, Ani selalu berpesan kepada Selma agar tetap menikmati masa remaja meskipun tetap tekun belajar. Jangan sampai masa mudanya terlewati, karena segala fase tetap harus dijalani sebagai pembelajaran hidup, kata sang ibuda.
"Hasil ini berkat perjuangan Selma sejak SD. Dia sudah berusaha keras belajar. Tapi perjuangannya masih jauh jadi jangan berhenti disini," pungkas Ani.

Pendidikan Karakter

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Bersalaman merupakan wujud rasa saling menghormati yang
menunjukkan sikap moral dalam perwujudan pendidikan karakter

pendidikanPendidikan Karakter merupakan bentuk kegiatan manusia yang di dalamnya terdapat suatu tindakan yang mendidik diperuntukkan bagi generasi selanjutnya. [1] Tujuan pendidikan karakter adalah untuk membentuk penyempurnaan diri individu secara terus-menerus dan melatih kemampuan diri demi menuju kearah hidup yang lebih baik. [1]

Sejarah

Istilah karakter dalam konteks pendidikan baru muncul pada akhir abad ke 18. [1] Berikut ini adalah gambaran perkembangan pendidikan karakter dalam kehidupan manusia. [1]
Perang Melawan Lupa
Aktivitas pendidikan sejak awal telah dijadikan sebagai cara bertindak dari masyarakat.[1] Manusia mewariskan nilai yang menjadi bagian penting dari budaya masyarakatdimana tempat mereka hidup dan mewariskan nilai kepada generasi selanjutnya.[1] Pendidikan memiliki peran penting karena pendidikan tidak hanya menentukan keberlangsungan masyarakat namun juga menguatkan identitas individu dalam masyarakat [1] Dalam prosesnya berjuang melawan lupa dan berusaha membuat kenangan akan harta warisan kebudayaan merupakan awal kegiatan pendidikan.[1]

Pendidikan Karakter Ala Romawi

Pendidikan karakter ala Romawi lebih menekankan pada pentingnya aspek keluarga dalam hal pemberian nilai karakter.[1] Bentuk nyata dari pembentukan karakter itu dimulai dengan memberikan nilai moral seperti memberikan rasa hormat kepada tradisi leluhur kepada setiap generasi penerus.[1] Unsur dasar pendidikan karakter ala Romawi ialah memberikan nilai seperti mengutamakan kebaikan, kesetiaan, dan berperilaku sesuai dengan norma dalam masyarakat.[1]

Pendidikan Karakter di Indonesia

Pendidikan karakter bukan hal baru dalam tradisi pendidikan di Indonesia.[1] Beberapa pendidik Indonesia modern yang kita kenal seperti Soekarno telah mencoba menerapkan semangat pendidikan karakter sebagai pembentuk kepribadian dan identitas bangsa yang bertujuan menjadikan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berkarakter.[1]

Kelemahan Pendidikan Karakter di Indonesia

Persoalan pendidikan karakter di Indonesia sejauh ini menyangkut pendidikan moral dan dalam aplikasinya terlalu membentuk satu arah pembelajaran khusus sehingga melupakan mata pelajaran lainnya, dalam pembelajaran terlalu membentuk satu sudut kurikulum yang diringkas kedalam formula menu siap saji tanpa melihat hasil dari proses yang dijalani.[2] Guru/dosen pun cenderung mengarahkan prinsip moral umun secara satu arah, tanpa melibatkan partisipasi siswa untuk bertanya dan mengajukan pengalaman empiriknya.[2] Sejauh ini dalam proses pendidikan di Indonesia yang berorientasi pada Pembentukan karakter individu belum dapat dikatakan tercapai karena dalam prosesnyapendidikan di Indonesia terlalu mengedepankan penilian pencapaian individu dengan tolak ukur tertentu terutama logik-matematik sebagai ukuran utama yang menempatkan seseorang sebagai warga kelas satu. [2] Dalam prosesnya pendidikan karakter yang berorientasi pada moral dikesampingkan dan akibatnya banyak kegagalan nyata pada dimensi pembentukan karakter individu contohnya Indonesia terkenal di pentas dunia karena kisah yang buruk seperti korupsi dengan moralitas yang lembek.[2]

Pendidikan Karakter di Sekolah

Pendidikan karakter merupakan aspek yang penting bagi generasi penerus.[1] Seorang individu tidak cukup hanya diberi bekal pembelajaran dalam hal intelektual belaka tetapi juga harus diberi hal dalam segi moral dan spiritualnya, seharusnya pendidikan karakter harus diberi seiring dengan perkembangan intelektualnya yang dalam hal ini harus dimulai sejak dini khususnya dilembaga pendidikan.[3]</nowiki> Pendidikan karakter di sekolah dapat dimulai dengan memberikan contoh yang dapat dijadikan teladan bagi murid dengan diiringi pemberian pembelajaran seperti keagamaan dan kewarganegaraan sehingga dapat membentuk individu yang berjiwa sosial, berpikir kritis, memiliki dan mengembangkan cita-cita luhur, mencintai dan menghormati orang lain, serta adil dalam segala hal.[4]</nowiki>

Tujuan Pendidikan Karakter

Lahirnya pendidikan karakter bisa dikatakan sebagai sebuah usaha untuk menghidupkan spiritual yang ideal.[1] Foerster seorang ilmuan pernah mengatakan bahwa tujuan utama dari pendidikan adalah untuk membentuk karakter karena karakter merupakan suatu evaluasi seorang pribadi atau individu serta karakter pun dapat memberi kesatuan atas kekuatan dalam mengambil sikap di setiap situasi.[1] Pendidikan karakter pun dapat dijadikan sebagai strategi untuk mengatasi pengalaman yang selalu berubah sehingga mampu membentuk identitas yang kokoh dari setiap individu dalam hal ini dapat dilihat bahwa tujuan pendidikan karakter ialah untuk membentuk sikap yang dapat membawa kita kearah kemajuan tanpa harus bertentangan dengan norma yang berlaku.[1] Pendidikan karakter pun dijadikan sebagai wahana sosialisasi karakter yang patut dimiliki setiap individu agar menjadikan mereka sebagai individu yang bermanfaat seluas-luasnya bagi lingkungan sekitar.[5]
Pendidikan karakter bagi individu bertujuan agar :[5]

Mengetahui berbagai karakter baik manusia.
Dapat mengartikan dan menjelaskan berbagai karakter.
Menunjukkan contoh prilaku berkarakter dalam kehidupan sehari-hari.
Memahami sisi baik menjalankan prilaku berkarakter.

Presiden : Orang Tua Diharapkan Dampingi Anak untuk Rajin Belajar


Yogyakarta, Kemendikbud --- Peran orang tua menjadi yang utama dalam memberikan pendidikan dan pendampingan kepada anak, khususnya dalam mendampingi anak untuk bisa lebih rajin dalam belajar. Demikian disampaikan Presiden Republik Indonesia saat menyapa para penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) tahap dua, di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Senin (04/05/2015).


“Orang tua juga dapat memberikan dorongan kepada anak untuk menggunakan waktu sebaik mungkin dalam belajar. Namun jangan dipaksakan,” tutur Presiden.

Pada kesempatan ini, setelah selesai membagikan KIP secara simbolis kepada 10 siswa, Presiden mengajak tiga orang siswa yaitu Dian, Rahmat, dan Sudaryono untuk berdialog. Dian seorang siswi kelas enam dari salah satu Sekolah Dasar Negeri di Desa Taman Martani. Ia menyampaikan kegiatan rutin belajar di rumah mulai dari pukul 19.00 WIB s.d. 20.00 WIB.

Sama halnya juga dengan Rahmat seorang siswa kelas delapan dari SMP Negeri 4 Kalasan, melakukan kegiatan belajar di rumah mulai dari pukul 19.00 WIB s.d. 20.00 WIB. Berbeda dengan Dian, salah satu siswa kelas tujuh Sekolah Menengah Pertama Muhammadiyah Kalasan, Rahmat menyampaikan kepada Presiden mengenai kegiatan belajar rutin di rumah. Ia selalu belajar di rumah dilakukan mulai dari pukul 19.00 WIB s.d. 21.00 WIB.

Menanggapi penyampaian dari para siswa dan siswi tersebut, Presiden merasa senang karena para siswa tersebut memiliki karakter baik dengan kemauan untuk jujur mengatakan kebenaran. Presiden berpesan kepada para siswa untuk tingkatkan lagi semangat belajar. ”Jika ingin seperti Bapak Anies Baswedan, belajarlah yang giat. Tambah lagi waktu untuk belajarnya,” pesan Presiden.

Presiden berharap, dengan adanya KIP, siswa dapat lebih produktif lagi. Orang tua dapat membantu anak-anaknya untuk memanfaatkan kartu ini sesuai peruntukannya, dan tidak boleh disalahgunakan. “Mari para orang tua untuk bersama-sama meningkatkan semangat belajar para anak-anak. Negara memberikan fasilitas KIP, maka gunakan dan manfaatkan kartu ini. Jadilah anak pintar,” pungkas Presiden. (Seno Hartono/Sumber:kemdikbud.go.id/Pengunggah: Erika Hutapea)